PCNU Gianyar
Desa Suwat, bersama Tim Teknis P3PD dari Lakpesdam PCNU Gianyar, melaksanakan kegiatan Team Building dan Penggalian Gagasan Pengurus Sekolah Lapang. Kegiatan ini merupakan yang pertama kali diadakan di Bali dan bertujuan menciptakan wadah bagi warga desa untuk saling belajar, berbagi pengalaman, menyampaikan aspirasi, serta merumuskan ide-ide yang nantinya akan dibawa ke forum musyawarah desa.
Desa Suwat dan Lakpesdam PCNU Gianyar Gelar Team Building serta Penggalian Gagasan Sekolah Lapang
Senin, 20 Januari 2025 17:19
20
Desa Suwat, bersama Tim Teknis P3PD dari Lakpesdam PCNU Gianyar, melaksanakan kegiatan Team Building dan Penggalian Gagasan Pengurus Sekolah Lapang. Kegiatan ini merupakan yang pertama kali diadakan di Bali dan bertujuan menciptakan wadah bagi warga desa untuk saling belajar, berbagi pengalaman, menyampaikan aspirasi, serta merumuskan ide-ide yang nantinya akan dibawa ke forum musyawarah desa.
Desa Suwat merupakan salah satu dari empat desa di Kabupaten Gianyar yang dipilih untuk mendapatkan pendampingan sebagai desa inklusi. Pada Juli 2023, diadakan pertemuan perdana antar pengurus Sekolah Lapang setelah resmi ditetapkan melalui Surat Keputusan Perbekel Nomor 45 Tahun 2023.
Pengurus Sekolah Lapang ini terdiri dari beragam unsur, seperti kelompok perempuan, penyandang disabilitas, masyarakat marginal dan rentan, tokoh agama, tokoh adat, hingga perangkat desa. Dalam kegiatan tersebut, para pengurus berkumpul di ruang rapat kantor Perbekel Desa Suwat untuk memperkuat kerja sama dan menggali ide-ide inovatif demi pembangunan desa yang inklusif.
Sambutan Pembuka dan Dukungan Penuh untuk Desa Inklusi
Kegiatan diawali dengan sambutan dari Perbekel Desa Suwat. Dalam sambutannya, ia menegaskan komitmen Desa Suwat terhadap inklusivitas dalam pembangunan desa.
"Kami rutin melaksanakan posyandu jiwa, pemberian BLT, kegiatan posyandu lansia, pemberian PMT, dan berbagai program lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa Desa Suwat berupaya memastikan tidak ada warganya yang tertinggal dalam pembangunan," ujarnya.
"Kami rutin melaksanakan posyandu jiwa, pemberian BLT, kegiatan posyandu lansia, pemberian PMT, dan berbagai program lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa Desa Suwat berupaya memastikan tidak ada warganya yang tertinggal dalam pembangunan," ujarnya.
Koordinator Tim Teknis P3PD turut menyampaikan harapan agar Desa Suwat dapat menjadi contoh bagi desa-desa lainnya di Gianyar dan Bali secara umum. "Sebagai kegiatan Team Building dan Penggalian Gagasan pertama di Bali, kami berharap Desa Suwat dapat menjadi inspirasi dalam mewujudkan desa inklusi," tuturnya.
Materi dan Aktivitas Interaktif
Sesi materi pertama disampaikan oleh Dewa Putu Sukabawa, Penggerak Swadaya Masyarakat Ahli Muda dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Gianyar. Ia mengangkat tema “Urgensi Inklusivitas Desa” dan menekankan pentingnya langkah sederhana dalam mewujudkan inklusi, seperti memilih lokasi kegiatan yang ramah untuk penyandang disabilitas. Dewa juga berbagi kisah inspiratif tentang bagaimana seseorang dapat tetap produktif meski memiliki keterbatasan fisik.
Acara dilanjutkan dengan permainan peran yang melibatkan semua peserta. Dalam aktivitas ini, peserta diberikan peran acak yang ada di desa dan diminta menganalisis bagaimana keterlibatan mereka dalam musyawarah desa. Permainan ini tidak hanya menambah antusiasme, tetapi juga menciptakan suasana menyenangkan yang diwarnai gelak tawa.
Kemudian, peserta dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan kategori tertentu, seperti perempuan, disabilitas, dan kelompok rentan. Setiap kelompok mendiskusikan ide-ide kegiatan Sekolah Lapang, tantangan yang dihadapi, serta usulan untuk pelaksanaan program ke depan. Hasil diskusi ini dipresentasikan di hadapan seluruh pengurus untuk mendapatkan masukan.
Penutup yang Penuh Makna
Materi terakhir disampaikan oleh Desak Triasih, Koordinator Pendamping Desa Kecamatan Gianyar. Dengan tema “Desa Milik Semua,” ia mengajak peserta mendefinisikan makna desa, harapan terhadap desa, dan peran warga desa dalam membangun komunitas inklusif. Jawaban-jawaban peserta, yang ditulis pada kertas berwarna-warni, mencerminkan makna mendalam tentang kebersamaan dan rasa cinta terhadap desa.
Kegiatan diakhiri dengan foto bersama antara pengurus Sekolah Lapang dan para narasumber. Salah satu pengurus mengungkapkan kegembiraannya,
“Kegiatan ini sangat bermanfaat, dan saya tidak sabar menantikan program-program berikutnya.”
“Kegiatan ini sangat bermanfaat, dan saya tidak sabar menantikan program-program berikutnya.”
Dengan semangat kebersamaan dan inklusivitas yang terus ditingkatkan, Desa Suwat diharapkan menjadi teladan bagi pembangunan desa yang melibatkan semua elemen masyarakat tanpa terkecuali.
Editor : PCNU Gianyar