Dalam Sambutan di hadapan peserta Konferensi Cabang VI Nahdlatul Ulama Kabupaten Gianyar yang di hadiri oleh Bapak Bupati Gianyar serta Forkompinda, Kapolres, Dandim, Kejaksaan Negeri Gianyar seta Ketua FKUB, serta tokoh Masyarakat dan ketua Ormas islam di Kabupaten Gianyar
Dalam sambutanya Sukisno Suwandi menyampaikan
Momentum Konferensi Cabang VI ini sekaligus untuk mempererat ukhuwah kita Ukhuwah Islamiyah Ukhuwah Insaniyah Ukhuwah Nahdhiyah serta Ukhuwah Wathoniyah sekaligus bisa bersilaturrahmi dalam suasana yang harmonis penuh kehangatan
Momentum ini juga sebagai ajang menyama braya antar sesama warga bangsa, dalam keadaan sehat wal afiat.
Alhamdulillah saya merasa bersyukur bahwa Bapak Ketua PBNU Ketua Bidang Pendidikan Bapak Prof. Dr. KH Ahmad Suaedi MA dan PWNU Provinsi Bali Bapak KH. Abdul Azis, S.PdI dan Bapak KH. Syamsul Hadi,SE MPD bisa hadir beserta Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Propinsi Bali lainya dan Pengurus Cabang NU se Provinsi bali di acara Konferensi Cabang VI Nahdlatul Ulama Kabupaten Gianyar sekaligus mengucapkan selamat datang di Kota seni Gianyar , dan kemudian dapat bersilaturahmi dengan seluruh jajaran Pengurus Cabang NU, MWC NU serta Banom NU se Kabupaten Gianyar yang berkesempatan hadir pada hari ini.
Selanjutnya Sukisno Suwandi Menyampaikan
Momentum konferensi Cabang VI Nahdlatul Ulama Kabupaten Gianyar kali ini, ditengah-tengah situasi dan kondisi sosial politik kekinian yang baru saja hiruk pikuk setelah selesainya pesta Demokasi dimulai dari Pilpres Pileg dan Pilkada seperti ini mempunyai nilai strategis dan taktis, baik Nahdlatul Ulama dalam tataran sebagai jamiyyah maupun Nahdlatul Ulama sebagai jamaah, dengan mengambil tema:
"Melalui Konferensi Cabang VI Nahdlatul Ulama Kabupaten Gianyar Kita Perkuat Komitmen Perjuangan Nahdlatul Ulama Demi Kemaslahatan Umat Bangsa dan Negara dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesial".
Secara kelembagaan di internal Nahdlatul Ulama, moment Konferensi Cabang merupakan amanah dan tugas konstitusional yang telah diamanahkan oleh peserta konferensi Cabang (Lima) tahun lalu sekaligus sebagai ajang evaluasi dan kritik yang konstruktif guna merumuskan agenda kerja perjuangan 5 (Lima) tahun mendatang yang realistis, jelas, terarah, dan terukur bagi pencapaian karakter kader Nahdlatul Ulama dan proses kaderisasi, dengan selalu berpijak pada perjuangan untuk kemaslahatan dan kemajuan Umat, Bangsa dan Negara.
Secara sosiologis-historis dari dulu hingga kini, bersamaan dengan lahirnya Negara Republik Indonesia bersama dengan elemen bangsa lainnya khususnya bersama kaum nasionalis, eksistensi dan peran Nahdlatul Ulama dalam perjuangan kebangsaan telah membuktikan dharma baktinya dalam proses-proses perjuangan kemerdekaan, berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta berpartisipasi dalam mengisi pembangunan nasional secara konsisten dan menyeluruh dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat, seperti sosial, politik, ekonomi, budaya dan agama. Ketika elemen warga bangsa lainnya ingin kembali kepada Piagam Jakarta, Nahdlatul Ulama dengan tegas menyatakan bahwa bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Pancasila sebagai dasar dan falsafah bangsa sudah final dan tidak akan di otak atik alias dirubah. Hal ini merupakan suatu bukti bahwa warga Nahdliyyin telah sangat mesra berhubungan dan bergandengan tangan dengan kaum nasionalis sehingga kalau disatukan menjadi Nasionalis-Religius untuk seiring sejalan bersama Berjuang demi Masyarakat, Umat, Bangsa dan Negara, tegas Sukisno Suwandi atau biasa di sebut Haji Kis ini.
Realitas politik kekinian dengan hadirnya pemimpin dari kader Nahdlatul Ulama merupakan suatu wujud nyata bahwa kader Nahdlatul Ulama mampu berperan aktif dan secara konsisten berjuang dan bertanggungjawab atas kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara. Para kader Nahdlatul Ulama diharapkan untuk mampu menyikapi realitas tersebut dengan arif, bijaksana dan cerdas, sehingga kita sesama warga bangsa dan sesama kader Nahdlatul Ulama tidak saling bertengkar dan cakar-cakaran membuat konflik yang berkepanjangan, dengan didasari sikap ukhuwah islamiyah, tasamuh, dan amar ma'ruf nahi munkar, Baik buruknya Nahdlatul Ulama merupakan tanggung jawab kita semua untuk saling rasa memiliki agar selalu kita tumbuh kembangkan tandas Haji Kis.
Namun ke depan, Nahdlatul Ulama harus mampu melakukan transformasi sosial dan budaya dalam menghadapi tantangan dan persoalan-persoalan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sekaligus mampu menjawab atas dinamika dan perubahan sosial masyarakat yang begitu cepat dan drastis. Kiprah Nahdlatul Ulama tidak hanya sekedar transformasi sosial keagamaan dengan mengadakan pengajian-pengajian dari mushola ke mushola, sholawatan, istigosah, dan sebagainya tapi Nahdlatul Ulama harus mampu menjadi fasilitator dan mediator atas persoalan kehidupan kemasyarakatan dan kebangsaan, agar eksistensii Nahdlatul Ulama baik sebagai jamiyyah maupun sebagai jamaah lebih bermakna,cerdas, dan elegan bagi kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara dengan tetap menjaga nilai-nilai ahlus sunnah wal jama'ah alla Nahdlatul Ulama dalam rangka mewujudkan masyarakat yang demokratis, adil makmur, dan sejahtera serta mewujudkan penguatan civil society dalam rangka mewujudkan masyarakat madani.
Kemudian Sukisno Suwandi melanjutkan dalam sambutanya
Marilah kita bersama-sama untuk merapatkan barisan bergandengan tangan untuk selalu berdo’a memohon kepada Allah SWT dan selalu terus Meningkatkan peran jam’iyah, jamaah Nahdliyah untuk Gianyar yang Damai, “Aman” Bermartabat menuju Indonesia yang baldatun Thoyyibatun Wa Rabbun Ghafur, Negeri yang Gemah Ripah Loh Jinawi Toto TentremKerto Raharjo
Semoga cita-cita mulia Nahdlatul Ulama tersebut mampu menjadi semangat dan pijakan bagi seluruh kader Nahdlatul Ulama yang ada di Kabupaten Gianyar khususnya,dan kader Nahdlatul Ulama di Ball pada umumnya. Amin Ya Robbal Alamin.
Selanjutnya kami mohon kepada Bapak Prof. Dr. KH. AhmadSuaedi,MA Pengurus Besar Nahdlatul Ulama mohon kiranya dapat memberikanpembekalan bagi seluruh kader peserta Konferesi Cabang VI Nahdlatul Ulama Kabupaten Gianyar dengan tema "Pemahaman Khitah 1926 dan Implementasi dalam tata pergaulan Berbangsa dan Bernegara sebagal wahana untuk silaturahmi dan menghayati yang terkandung dalam nilai-nilai Khitah serta proses pembelajaran bagi seluruh kader dalam melihat dinamika kehidupan ber Bangsa dan Bernegara dan Ke NU an”.
Terimakasih kepada Bapak Bupati atas kehadirannya, sekaligus kami mohon kepada Bapak Bupati Gianyar untuk membuka acara Konferensi Cabang VI Nahdlatul Ulama Kabupaten Gianyar