PCNU Gianyar
Penunjukan Jogo Purwoko sebagai Sekretaris MWC NU Blahbatuh pada tahun 2007 menandai awal pengabdiannya dalam struktur Nahdlatul Ulama (NU) di Gianyar, Bali. Pengurus Cabang NU Gianyar mempercayakan posisi tersebut kepada Jogo untuk mendampingi Ketua Tanfidziyah, Gutoyo Usman, menggantikan sekretaris sebelumnya yang berpindah domisili ke luar kabupaten.
Editor : PCNU Gianyar
Perjalanan Khidmah Jogo Purwoko dalam NU Gianyar, Bali
Senin, 20 Januari 2025 16:48
20
Penunjukan Jogo Purwoko sebagai Sekretaris MWC NU Blahbatuh pada tahun 2007 menandai awal pengabdiannya dalam struktur Nahdlatul Ulama (NU) di Gianyar, Bali. Pengurus Cabang NU Gianyar mempercayakan posisi tersebut kepada Jogo untuk mendampingi Ketua Tanfidziyah, Gutoyo Usman, menggantikan sekretaris sebelumnya yang berpindah domisili ke luar kabupaten.
Pria kelahiran Purworejo, Jawa Tengah ini kemudian terlibat aktif dalam berbagai kegiatan NU di Blahbatuh selama satu periode penuh hingga tahun 2012. Pada periode selanjutnya, Gutoyo Usman ditunjuk oleh PCNU Gianyar untuk mengelola Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi), sebuah lembaga baru di PCNU Gianyar. Dengan perubahan tersebut, Jogo melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan sebagai Ketua MWC NU Blahbatuh, sebuah posisi yang terus diembannya hingga saat ini.
Sebagai Ketua Tanfidziyah MWC NU Blahbatuh, Jogo bertanggung jawab menghidupkan dan mengembangkan NU di wilayahnya. Ia fokus membentuk ranting-ranting baru di daerah yang sebelumnya belum memiliki struktur organisasi NU. Selain itu, Jogo juga aktif mengajak warga Nahdliyin Blahbatuh untuk menyelenggarakan kegiatan di bawah nama NU dan badan otonomnya (Banom). “Tantangannya cukup besar pada awalnya, tetapi secara bertahap masyarakat mulai menerima dan mendukung inisiatif ini,” ungkap Jogo.
Ia menjelaskan, meskipun kegiatan amaliyah warga NU di Blahbatuh telah berlangsung secara rutin, aktivitas tersebut sebelumnya lebih banyak dilakukan atas nama majelis taklim. Langkahnya untuk mengadopsi AD/ART NU dan mendirikan ranting-ranting sempat menuai pandangan skeptis, karena sebagian masyarakat awam menganggap langkah tersebut dapat memecah organisasi yang telah lama ada. Namun, dengan pendekatan persuasif dan komunikasi yang baik, upaya ini berhasil diterima dan kini semakin berkembang.
Saat ini, MWC NU Blahbatuh telah mandiri dalam mengelola sekretariat bersama yang dilengkapi dengan studio media digital. Fasilitas ini memungkinkan kegiatan NU disiarkan secara langsung melalui platform media sosial seperti Facebook dan YouTube, guna menjangkau masyarakat Nahdliyin lebih luas. “Hal ini sesuai dengan tuntutan era digital, di mana teknologi informasi menjadi sarana penting untuk syiar,” jelas Jogo.
Selain tugasnya sebagai Ketua Tanfidziyah, Jogo juga berkontribusi sebagai Wakil Ketua LDNU Gianyar, posisi yang diembannya untuk memperkuat jajaran pengurus PCNU Gianyar. Sebagai kabupaten dengan populasi Nahdliyin yang relatif kecil dibandingkan wilayah lain di Bali, banyak pengurus NU Gianyar yang harus merangkap jabatan demi memastikan keberlangsungan program dan kegiatan organisasi.
Selain berkiprah di NU, Jogo juga memegang posisi strategis di berbagai lembaga lain, seperti Ketua MUI Gianyar serta anggota Divisi Pengawasan dan Tata Kelola di Badan Wakaf Indonesia (BWI) Gianyar. Dalam kesehariannya, ia bekerja sebagai pegawai di Perumda Air Minum Tirta Sanjiwani Gianyar.
Jogo menekankan pentingnya kontribusi NU di Bali, tidak hanya untuk memperkuat jamiyah, tetapi juga mendukung pemerintah dalam mencerdaskan masyarakat. “NU memiliki tanggung jawab besar dalam pembangunan fisik, mental, dan spiritual masyarakat, sekaligus menjaga semangat perdamaian serta keutuhan NKRI,” tutupnya.